Latihan rutin di Menara Kudus |
Pertama
perkenankan saya ucapkan banyak terimakasih kepada Mas Ipunk yang waktu itu
berhasil menjadikan saya sebagai ketua dewan SAKA (Satuan Karya Penegak) Pandu
Wisata Kabupaten Kudus menggantikan Mas Hadi. Sungguh diluar dugaan waktu itu
tidak ada pikiran sama sekali jika kehadiran saya pada kegiatan MUSA
(Musyawarah Saka) angkatan 5 akan menjadikan saya sebagai pemangku kepengurusan
yang baru menggantikan kepengurusan sebelumnya dan dijadikan seorang ketua
pula.
Dewan Saka dengan mobil Dinas Bapak Bupati Kudus |
Tidak
lupa juga kepada teman-teman seperjuangan sebut saja Aris ISK, Andi Pelukis,
Ali Mustufa, Mami Mala, Atin, Nika Konfeksi, Yaya, Lina, Mifta, Anggi, dan
semua teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Kemudian juga kepada
Kakak senior Mas Robi, Mas Ipung, Mas Iyud, Mas Yosan engkek, Mas Obed, Mbak
Lita, Mbak Rosidah, Mbak Elin dan semua kakak angkatan yang tidak bisa saya
sebutkan semuanya. Khusunya kepada Kak Tika yang sekarang menjabat sebagai
kepala UPT.Wisata Muria, Pak Aflah, Pak Agung, Pak Pani, Kak Lisa Karlina, Pak
Pram dan semua pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus.
Bapak-bapak Pembina dari Disbudpar Kudus |
Sungguh
sebuah anugerah yang tak terkira dan keberuntungan yang luar biasa bagi saya jika
mengingat sewaktu zaman putih abu-abu aktif di beberapa kegiatan kepramukaan
dan satuan karya penegak, dan kebetulan Pandu Wisata menjadi pilihan saya untuk
berlabuh. Karena memang sebelumnya saya juga aktif di beberapa SAKA yang lain
seperti Teritorial sekarang Wirakartika dan Bayangkara.
Ka Dewan Saka Bagus dan Farida |
Saya
mendapatkan banyak sekali ilmu, wawasan, dan pengalaman baru tentang dunia
kepariwisataan ketika aktif di organisasi ini. Apalagi posisi saya yang memang
bisa dibilang cukup penting bukan sombong tapi memang mau bagaimana lagi, lha
wong waktu itu saya sudah main petak umpet ee…kok ndilalah Mas Ipung nemu saya
yang waktu itu ndelik di musholla Disbudpar. Dan karena ketua dewan adalah
jabatan yang penuh dengan amanah maka suka atau tidak suka, mau tidak mau ya
saya harus siap, karena menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, saya waktu itu
di latih untuk bisa melaksanakan program kerja saka belum lagi harus bisa
mengontrol teman-teman pengurus dan adik anggota yang tentunya watak dan pola
pikir mereka berbeda satu dengan lainnya. Sehingga untuk menjadi seorang
pemimpin yang baik menurut saya harus mempunyai ilmu dan cakap dalam melakukan
interaksi komunikasi kepada sesama pengurus, anggota, senior, dan pegawai
kedinasan.
Ka Dewan Saka (kiri) Fia, kanan (Farida) |
Kini
Pandu Wisata itu sudah berganti nama menjadi Pariwisata. Sejak saya turun dan
lepas dari jabatan dewan, saya sama sekali tidak aktif di event yang diadakan
organisasi ini. Seperti kemah Perti SAKA pertama yang diadakan di desa wisata
Wonosoco undaan Kudus, dan beberapa kegiatan lainnya. Jujur sedikit ada rasa
penyesalan, andai saja….sudahlah. Saya membayangkan bersama-sama mereka berjuang
melalui proses pergantian kepemimpinan mulai dari angkatan 7 Jamal, Mona A8,
Elsa A9, Bagus A10, Fia A11, Farida A12, dan Azma A13 dan tak terasa 7 tahun sudah terlewati dan banyak
melahirkan alumni dan meninggalkan jejak
kegiatan.
Ka Dewan Elsa (kanan), Hanum |
Jika
boleh baper dan sedikit luapan emosi saya akan menangis haru bahagia bercampur
kesedihan dan penyesalan. Karena tidak adanya saya pada setiap kegiatan yang
diadakan oleh Saka Pariwisata Kudus. Bagi saya organisasi ini sudah menjadi
bagian dari perjalan hidup dan sebagai wadah yang sangat cocok buat para adik-adik
yang tergabung dalam anggota dan pengurus, terutama yang mempunyai keinginan
untuk mengetahui, mempelajari dan mempraktekan dunia kepariwisataan khsusunya
yang berada di kabupaten Kudus. Saya jadi ingat sebuah semboyan yang isinya
kurang lebih seperti ini “Ramah, Indah, dan Kenangan” SAPTA PESONA. Jadi kita
yang sudah di daulat menjadi pelaku wisata sudah seharusnya bisa menerapkan
semboyan tersebut.
semua angkatan dalam kegiatan kemah perti |
Dunia
kepariwisataan ke depan menurut saya mempunyai potensi yang luar biasa dan menjanjikan,
asalkan kita dapat mengelolanya dengan baik dan bijak. Coba tengok kekayaan
alam yang kita punya, beragam tradisi, dan budaya negeri ini bisa jadi salah
satunya. Jika tidak dipersiapkan sejak dini bagaimana kita bisa menjadi duta
wisata yang baik dalam mengelola objek-objek wisata yang ada. Sedikit pesan
dari saya sebagai kakak alumni kepada anggota dan khusuhnya pengurus dewan Saka
Pariwisata Kudus teruslah berjuang dan berkarya, asah dan kembangkan kemampuan
yang kalian miliki terutama di bidang kepariwisataan karena saya mempunyai
keyakinan suatu saat nanti akan lahir para duta wisata dari kota kretek ini
yang handal dan bisa mendunia sehingga mempunyai daya tarik wisatawan untuk
berkunjung ke negeri ini.
Kunjungi juga Facebooknya di Saka Pariwisata Kudus
Ka.Dewan
Saka Pariwisata Angkatan 6
Belum ada tanggapan untuk "Dari Pandu Wisata Menjadi Pariwisata"
Posting Komentar